PASUNDAN POS | KORSEL — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para pengusaha Korea Selatan meningkatkan kerjasama ekonomi, investasi dan bisnis di Indonesia. Terlebih, hubungan bilateral Indonesia dan Korea telah berlangsung dengan baik selama 50 tahun. Kedua pemimpin negara telah saling kunjung. Kunjungan kalangan bisnis juga meningkat, termasuk kunjungan turis kedua negara.
"Kedekatan hubungan antara Korea Selatan dan Indonesia telah menjadi komitmen dari kedua pemimpin negara, yang ditegaskan pada berbagai forum internasional dan pertemuan bilateral. Terakhir, Presiden RI Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Yang Mulia Mr. Yoon Suk Yeol pada tanggal 8 September 2023 di sela-sela KTT ASEAN ke-43 di Jakarta. Sebelumnya, keduanya juga bertemu pada bulan Juli tahun lalu di Seoul," ujar Bamsoet saat bertemu dengan pengusaha Korea yang tergabung dalam Gyeongsan Chamber of Commerce & Industry, di Gyeongsan Korea Selatan, Rabu (20/9/23).
Pertemuan antara lain dihadiri oleh Walikota Gyeongsan Jo Hyun Il, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Gyeongsan An Tae Young serta sejumlah pengusaha Korea yang telah melakukan investasi di Indonesia.
Sementara delegasi Ketua MPR RI yang hadir antara lain, Anggota Komisi X DPR RI Robert Kardinal, Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai, Sekretaris Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia Junaidi Elvis, Rektor Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA) Eming Sudiana, Founder Yayasan Ali Network Indonesia Ali An Sun Guen, serta Counselor Politik KBRI Seoul Sigit Aris Prasetyo.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, investasi Korea di Indonesia terus meningkat dan menjadikan Korea sebagai sumber investasi asing terbesar ke-7 di Indonesia, dengan nilai investasi pada tahun 2021 mencapai 1,6 miliar US dollar. Meningkat pada tahun 2022 menjadi 2,3 miliar US dollar, dan hingga semester I tahun 2023 telah mencapai 1,29 miliar US dollar.
"Nilai perdagangan bilateral juga terus mengalami peningkatan dari 13,35 milyar US dollar pada tahun 2020, menjadi 18,41 milyar US dollar tahun 2021, dan kembali meningkat menjadi 24,53 milyar US dollar pada tahun 2022. Menjadi harapan bagi kedua negara, agar nilai perdagangan ini dapat terus ditingkatkan, dan bidang kerjasama juga diperluas pada berbagai sektor," jelas Bamsoet.
Bamsoet menerangkan, meskipun banyak capaian yang telah diraih, dan banyak hal telah diupayakan dalam rangka penguatan kerjasama bilateral kedua negara, tentunya masih ada beberapa aspek yang memerlukan tindak lanjut. Misalnya realisasi investasi Korea Selatan di bidang industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik dan kabel listrik, telekomunikasi, garmen, serta energi terbarukan.
Demikian juga dalam proyeksi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Peluang kerjasama terbuka lebar bagi investor Korea Selatan dalam proyek pembangunan IKN sebagai smart city, pengembangan smart water management, dan pembangunan sarana transportasi.
"Terlebih dengan diberlakukannya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement, yang di Indonesia juga telah disahkan menjadi UU No. 25/2022, diharapkan arus perdagangan dan investasi dapat terus ditingkatkan. Secara khusus, saya juga mengharapkan agar perjanjian kemitraan tersebut juga dapat dioptimalkan pada sektor privat dan bisnis, utamanya pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi pilar pokok perekonomian di Indonesia," pungkas Bamsoet. (rl/by)